Friday, April 30, 2010

Mei 2010, Transaksi Kontrak Berjangka CPO Meluncur

PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) atau Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) akan meluncurkan transaksi kontrak berjangka minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) berdenominasi rupiah pada 21 Mei 2010.

Direktur Utama BKDI Megain Wijaya mengatakan peluncuran perdana kontrak berjangka CPO rupiah (CPOTR) ini akan dilakukan bulan depan agar para anggota baru mempunyai waktu untuk persiapan untuk turut berpartisipasi dalam peluncuran perdana nanti.

“Peluncuran akan dilaksanakan pada 21 Mei 2010, seperti yang sudah disepakati oleh para anggota, karena masih ada anggota BKDI yang baru, yang masih membutuhkan waktu untuk persiapan dan mereka ingin bersama-sama berpartisipasi dengan yang lain ketika kontrak CPO ini diluncurkan,” kata Megain, dalam keterangan tertulisnya kepada okezone, di Jakarta, Jumat (30/4/2010).

Partisipasi di BKDI terbuka untuk semua pihak, termasuk perkebunan lokal yang dapat secara langsung menjual produknya ke pasar bebas, maupun pabrikan atau prosesor yang dapat juga membeli CPO di pasar bebas melalui BKDI.

Diketahui, ada lima anggota baru sehingga menjadi 20 perusahaan yang terdaftar. Penambahan jumlah anggota bursa ini berkaitan dengan rencana bursa berjangka kedua di Indonesia ini akan mentransaksikan kontrak berjangka minyak kelapa sawit mentah (CPO) berdenominasi rupiah. Kebanyakan merupakan perusahaan produsen CPO.

Menurut Megain, perusahaan yang baru mendaftar dan sebagian masih proses yakni diantaranya PT Askap Futures, PT Real Time Futures, PT Sari Dumai Sejati, dan PT Bakrie Sumatera Plantations.

Dengan demikian terdapat 20 perusahaan yang menjadi anggota bursa BKDI yakni PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Sinar Mas Agro Resources Tbk, PT Sampoerna Agro Tbk, PT Duta Palma Nusantara, PT BW Plantation Tbk, PT Palm Mas Asri, PT Ivomas Tunggal, PT Monex Investindo Futures, PT Millenium Penata Futures, PT Danpac Futures, PT Valbury Asia Futures, PT Sinarmas Futures, PT Universal Futures, PT Aperdi, PT Monex Investindo.

“Dari 20 anggota bursa tersebut, terdapat sembilan perusahaan yang merupakan pedagang yakni para pelaku pasar dari industri minyak sawit,” kata Megain.

Kontrak CPOTR yang akan diluncurkan tersebut menggunakan mata uang rupiah. Dipilihnya rupiah, lanjut Megain, karena melihat kebutuhan para pelaku pasar di dalam negeri.

“Kalau kita bedah pasar, banyak perkebunan sawit yang tidak dapat berpartisipasi dalam penyerahan fisik bursa berjangka luar negeri dan terekspos dengan resiko fluktuasi harga CPO. Dengan demikian kami akan mengambil peluang ini dengan menawarkan kepada mereka produk yang ditransaksikan di dalam negeri dengan menggunakan rupiah,” kata Megain.

Untuk satu lot kontrak berjangka CPO yang diperdagangkan di BKDI, setara dengan 10 metrik ton yakni lebih kecil dari kontrak CPO di Malaysia Derivatif Exchange (MDEX) sebesar 25 metrik ton per lot. MDEX merupakan bursa yang sudah lebih dahulu mentransaksikan kontrak CPO dan harganya dijadikan acuan dunia.

BKDI mendapat izin usaha dari Bappebti pada 23 Juni 2009. Saat ini bursa berjangka komoditas kedua di Indonesia, pada 31 Maret 2010 melakukan peluncuran perdana transaksi kontrak berjangka emas berdenominasi rupiah

No comments:

Post a Comment