Wednesday, April 7, 2010

Trubajaya pilih mitra dari Jepang dan Eropa

Perusahaan Jepang dan Eropa Timur akan menjadi alternatif pilihan bagi PT Truba Jaya Engineering untuk digaet sebagai mitra dalam tender engineering, procurement, and costructions proyek 10.000 MW tahap kedua yang akan diikuti perusahaan.

Direktur Marketing Truba Jaya Mansyur Tampubolon mengatakan perusahaan berencana untuk mengikuti tender-tender kontrak EPC proyek-proyek 10.000 MW tahap kedua yang mulai dibuka tahun ini.

Menurut dia, Truba Jaya sudah melakukan evaluasi terhadap beberapa perusahaan yang potensial untuk digandeng dalam tender EPC tersebut.

“Kami sudah mengantongi beberapa perusahaan yang potensial untuk digandeng. Yang jelas, faktor harga dan teknologi yang ditawarkan sangat menentukan,” katanya tadi malam.

Perusahaan Jepang, tuturnya, dari sisi harga relatif lebih mahal dibandingkan dengan yang lain, dengan selisih sekitar harga 15%-20%. Namun, tuturnya, dalam hal teknologi, perusahaan-perusahaan EPC asal Jepang umumnya lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asal negara lain.

Mungkin, katanya, dari sisi harga perusahaan-perusahaan asal Eropa Timur dan China lebih murah. Akan tetapi dalam hal efisiensi Jepang masih unggul. "Kalau kami bandingkan antara Eropa Timur dan China, teknologi Eropa Timur lebih unggul, walaupun harganya masih lebih tinggi dari China. Hanya saja, belakangan China sudah menaikkan harganya,” ungkapnya.

Dengan pertimbangan tersebut, katanya, perusahaan-perusahaan asal Jepang dan Eropa Timur bisa menjadi alternatif utama bagi perusahaan. Dia mencontohkan Mitsubishi yang sudah bekerja sama pada tidak kurang 9 proyek PLTGU di Indonesia dengan Truba Jaya.

“Mitsubishi bisa dikatakan masih yang terbaik saat ini, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan yang lain,” katanya.

Hanya saja, katanya, perusahaan sekelas Mitsubishi, tidak bisa ikut serta dalam tender pembangkit skala rendah. Untuk jenis pembangkit itu, katanya, perusahaan lebih memilih menjadi independent power producer (IPP) dengan menggandeng mitra perusahaan lokal.

“Mitsubishi itu spesialisasinya untuk pembangkit di atas 100 MW—200 MW. Untuk pembangkit kecil-kecil kami bisa menjadi IPP dengan menggandeng mitra lokal. Adapun perangkat-perangkat penting seperti turbin bisa kami beli dari tempat lain. Kalau boiler, untuk kapasitas 35 MW—45 MW sudah bisa dibuat di dalam negeri,” jelasnya.

No comments:

Post a Comment