Wednesday, March 31, 2010

Laba Bersih Adaro Energy Naik 392%

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 392% di 2009, sekaligus merupakan rekor tertingginya di angka Rp4,4 triliun (US$420 juta).
Pencapaian laba bersih di 2009 ini mencapai 5 kali lipat dari laba bersih 2008 sekitar Rp887 miliar. Sementara laba bersih per saham dasar 2009 naik signifikan menjadi Rp136,5.
Dalam keterbukaannya Rabu (31/3) malam disebutkan peningkatan laba yang tajam ini dikarenakan adanya realisasi harga jual batubara yang lebih tinggi serta peningkatan volume produksi batubara, di mana pendapatan usaha naik 49% menjadi Rp26,9 triliun.
Sementara beban pokok pendapatan meningkat dengan persentase yang lebih rendah sebesar 21%, sehingga mendorong peningkatan marjin kotor dari 27% menjadi 41% di tahun 2009.
Presiden Direktur Perseroan, Garibaldi Thohir, mengatakan pihaknya menutup tahun 2009 yang sulit dan bergejolak dengan prestasi yang sangat baik dan kembali mencatat pertumbuhan produksi sehingga meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham. "Dengan tetap berfokus pada bisnis inti, kami dapat meningkatkan produksi secara organik setiap tahunnya sejak dimulainya produksi pada tahun 1992 dan ke depannya kami tetap akan fokus pada bisnis inti seiring pertumbuhan yang berkesinambungan menuju Adaro Energy yang lebih besar dan lebih baik,” ujarnya.
Sementara Wakil Presiden Direktur Perseroan, Ario Rachmat, mengatakan melalui kombinasi harga yang tinggi dan volume penjualan yang meningkat serta peningkatan biaya yang terkendali, Perseroan dapat mendorong kenaikan EBITDA sebesar 147% sehingga mencetak rekor baru yaitu Rp11 triliun. "Dengan arus kas dan struktur keuangan yang solid, saat ini kami sedang berkonsentrasi untuk membangun landasan yang kokoh dalam rangka menghadapi persaingan yang kompetitf di masa depan,” tukasnya.
Sementara Direktur Operasional Perseroan, Chia Ah Hoo, mengatakan sangat penting bagi Perseroan untuk memiliki operasi yang terintegrasi secara menyeluruh dari pit sampai pelabuhan. "Mengingat kondisi harga aset global yang terus mengalami penurunan, di bulan Mei 2009 kami mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bidang tongkang dan kapal angkut (shiploding), di mana hal ini merupakan bagian akhir dari rantai pasokan batubara yang belum dikendalikan oleh perusahaan. Investasi ini telah menghasilkan," katanya

No comments:

Post a Comment