Wednesday, February 17, 2010

Kepemilikan Saham Danatama dan Madani di ENRG Melonjak

JAKARTA. Aksi korporasi PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) berupa penerbitan saham baru atau rights issue tampaknya tidak terlampau sukses. Buktinya, pasca rights issue, porsi kepemilikan saham para pembeli siaga (standby buyer) aksi korporasi itu meningkat. Dua pembeli siaga tersebut adalah PT Madani Securities dan PT Danatama Makmur.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan, saat ini Danatama Makmur menguasai 6,15 miliar unit atau 15,1% saham ENRG. Padahal, sebelum rights issue, Danatama hanya menggenggam 2,5% atau 1,01 miliar saham.
Demikian pula dengan Madani Securities. Pasca aksi korporasi itu, Madani menguasai 5,78% atau 2,35 miliar unit saham, dari semula hanya sebanyak 0,09%.
Dus, saat ini komposisi kepemilikan saham ENRG berubah. Selain kedua pembeli siaga itu, ada satu lagi pemegang saham ENRG yang baru, yaitu Horus Capital Limited.
Horus merupakan perusahaan investasi yang berlokasi di Birmingham dan Moskow. Setelah rights issue, Horus menguasai saham ENRG sebanyak 6,08% atau setara 2,46 miliar unit saham.
Sayang, manajemen Energi Mega Persada belum mau berkomentar banyak mengenai hasil rights issue. Herwin Hidayat, Sekretaris Perusahaan ENRG, hanya menyatakan akan menjelaskan hasil rights issue melalui siaran pers, pada hari ini. "Kami masih menunggu laporan pelaksanaan rights issue dari Biro Administrasi Efek malam ini (tadi malam)," ujarnya kepada KONTAN, kemarin.
Seperti Anda tahu, Energi Mega Persada menawarkan saham baru sebanyak 26,18 miliar unit saham seharga penawaran Rp 185 per saham. Dari aksi ini, ENRG menargetkan perolehan Rp 4,84 triliun.
Dari total hasil rights issue itu, ENRG berniat menggunakan Rp 2,5 triliun atau 52,7% dana rights issue untuk membayar utang. Sebanyak Rp 1 triliun atau 20,95% untuk mengakuisisi 10% hak pengelolaan Blok Masela. Sisanya buat belanja modal.
ENRG berharap, pasca rights issue, rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) akan menyusut. Herwin bilang, pada Juni 2009, DER ENRG sebesar 1,8 kali. Usai melunasi utang, DER perusahaan ini akan menyusut menjadi 0,4 kali.
Pardomuan Sihombing, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas, menduga, para pemegang saham ENRG enggan mengeksekusi hak pembelian saham baru ENRG. Sebab, harga saham rights issue ENRG di atas harga pasar.
Jalaran itu, kata Pardomuan, dua pembeli siaga rights issue ENRG harus memborong sebagian besar saham baru terbitan ENRG. Walhasil, "Kepemilikan investor yang tidak mengeksekusi haknya tentu terdilusi," ujarnya. Kemarin, harga saham ENRG senilai Rp 166 per saham, sedangkan harga penawaran saham baru sebesar Rp 185 per saham.

No comments:

Post a Comment